Minggu, 10 Oktober 2010

HEMATOLOGI “ANEMIA”

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI “ANEMIA”

 
 

 

 

 
Oleh :

Angga Adytama
Nim : 08.20.0972

 
 
 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

2010






PENDAHULUAN

 
Asuhan Keperawatan Gangguan Pada Sistem Hematologi “Anemia” Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sum-sum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus, yamg berbeda dengan organ lain.
Untuk menjalankan fungsinya darah harus tetap berada dalam keadaan cairan normal. karena berupa cairan, selalu terdapat nahaya kehilangan darah dari sistem vaskuler akibat trauma. atau kegagalan sum-sum tulang atau keduanya dapat menimbulkan anemia. anemia bukan merupakan penyakit atau gangguan fungsi tubuh. secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut O2 ke jaringan.
  1. Konsep Dasar Medik
    Anemia yang sering terjadi dalam masyarakat dapat digolongkan dalam beberapa bagian antara lain:
    1. Anemia Aplastik
      1. Defenisi
        Ini terjadi karena ketidaksanggupan Sum-sum tulang untuk membentuk sel-sel darah.
      2. Etiologi
        Penyebab bisa congenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, insektisida, obat-obat klorompenikol pasca he[atitis, kehanilan hemoglobinuria paroksisimal nokturnal.
      3. Manifestasi Klinik
        Klien tampak pucat, lemah purpura dan perdarahn
      4. Fatofisiologi
        Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum dapat terjadi akibat invasi kuman, kekurangan nutrisi, selain pembentukan Hb terganggu akan menyebabkan terjadinya gangguan pada sirkulasi O2 dan nutrisi kejaringan tbuh dan mengakibatkan penurunan tekanan dalam sirkulasi paru dan terjadinya kelemahan serta kelelahan
      5. Penatalaksanaan Medik
        1. Transplantasi sum-sum tulang
        2. Pemberiam terapi imunosupresip dan globulin antitimosik (ATG)
      6. Komplikasi
        Komplikasi umum anemia meliputi gagal ginjal, paratesia dan kejang pada setiap tingkat anemia, pasien dengan penyakit jantung cenderung lebih besar kemungkinan mengalami anemia atau gejala gagal jantung kongestif daripada seseorang yang tidak mempunyai penyakit jantung.
    2. Anemia Defesiensi besi
      1. Defenisi
        Keadaan dimana kandungan zat besi tubuh total turun dibawah normal.
      2. Etiologi
        Umunya disebabkan oleh perdarahan kronik, investasi cacing tambang, diet yang tidak cukup, absorbsi yang menurun, kebutuhannya meningkat pada kehamilan, laktasi, perdarahan pasda saluran cerna, mestruasi, donor darah, hemoglobinuria, penyimpanan besi berkurang.
      3. Manifestasi Klinik
        Selain gejala umum anemia defesiensi Fe yang berat akan mengakibatkan perubahan kulit dan mukosa seperti lidah yang halus, keilosis dan sebagainya. Didapatkan tanda-tanda malnutrisi.
      4. Fatofisiologi
        Penderita defesiensi besi yang berat lebih dari 40mg/100ml: Hb 6-7 grm/100ml mempunyai rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata dan mudah patah, selain itu atropi papilla lida mengakibatkan lida tampak pucat, licin mengkilat, merah daging, meradang dan sakit, dapat juga timbul stomatis angularis, pesah-pecah dan kemerahan disudut mulut yang menimbulkan rasa nyeri.
      5. Penatalaksanaan Medik
        1. Mengatasi penyebab perdarahan misalnya pada ankilostomiasis diberikan antelimntik yang sesuai.
        2. Pemberian preparat Fe. seperti Fero Sulfat dan Fero Glukonat
    3. Anemia Defesiensi Asam Folat
      1. Defenisi
        Anemia ini terjadi karena terdapatnya penurunan cairan asam polat yang terjadi didalam tubuh.
      2. Etiologi
        Kurangnya pasien mengkonsumsi daging dan daun-daunan yang hijau, pasien yang malnutrisi, alkoholisme.
      3. Manifestasi Klinik
        Perubahan megaloblastik pada mukosa juga dapat ditemukan gejala-gejala neurologist seperti gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat
      4. Fatofisiologi
        Kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat sehingga penurunan absorbsi asam folat yang terjadi di saluran cerna tertentu dan biasanya pasien mengalami gangguan nutrisi.
      5. Pengatalaksanaan medik
        meliputi pengobatan tahap penyebabnya dan dapat dilakukan pola dengan pemberian suplementasi asam polat oral 1mg/hari
      6. Komplikasi
        Serosis Hepatis
    4. Anemia Defesiensi B12
      1. Defenisi
      Adalah Terjadinya penurunan cadangan vitamin B12yang ada dalam tubuh
      1. Etiologi
        Pada vegetarian yang tidak makan daging samasekali, gastrektomi, tidak adanya faktor intrinsik.
      2. Manifestasi Klinik
        Pasien merasa lemah, pucat, tidak bertenaga, terjadi efek hematologist disertai pada efek organ lain terutama traktus gastrointestinal, mengalami gangguan lidah merah, halus, nyeri dan diare ringan.
      3. Fatofisiologi
        Abdominalitas terjadi dimukosa gaster, dinding lambung mengalami atropi dan tidak mampu mengekresi faktor ontrinsik zat itu untuk mengikat vit B12 dari diet dan mengalir bersama sampai keilium dimana vitamin tersebut diabsorbsi tanpa adanya faktor intrinsik maka vitamin B12 yang diberikan tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh mengakibatkan diare ringan.
      4. Pengatalaksanaan Medik
        Defesiensi vitamin B12 ditandai dengan pemberian Vit. B12. vegetarian dapat dicegah atau penambahan vitamin peroral atau melalui susu kedelai, bila disebabkan oleh kurangnya faktor intrinsik maka dapat diberikan vitamin B12 dangan injeksi IM.
      5. Komplikasi
        Gagal jantung kongestif
    5. Anemia Megaloblastik
      1. Defenisi
        Adalah anemia yang terjadi oleh defisiensi B12dan asam folat yang menunjukkan perubahan yang sama antara sum-sum tulang dan darah tepi.
      2. Etiologi
        Defisiensi vitamin B12 dan asam folat
      3. Manifestasi Klinik
        Peningkatan jumlah abnormal sel darah normal, precursor eritroid dan meiloid besar dan aneh
      4. Fatofisiologi
        Anemia perniosa dan asam folat ini merupakan prototip dari anemia megaloblastik. Anemia ini sering terjadi pada orang tua dengan malnutrisi, pencandu alkohol atau pada reamaja dan pada kehamilan dimana terjadi peningkatan kebutuhan untuk kebutuhan laktasi.
      5. Penatalaksanaan Medik
        Penambahan vitamin peroral atau melalui susu kedelai. Pemberian vit. B12 100gr/IM/tiap bulan dan pemberian diet seimbang
  2. Konsep Keperawatan
PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan 
  • Aktivitas/Istrahat
    Gejalah    :Keltihan, kelemahan, Malaise umum. Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
    Tanda    :Takikardia/takipnea. Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak.
  • Sirkulasi
    Gejalah    : Riwayat kehilangan darah kronis. Riwayat endokarditis infektif kronis.
    Tanda    : TD : Peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar. Distritmia;atnormalitas EKG. Bunyi jantung : murmus sitolik. Ekstermitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa.
  • Integritas ego
    Gejalah    :Keyakian agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan.
    Mis : penolakan transfuse darah
    Tanda    :Depresi
  • Eliminasi
    Gejalah    :Riwayat pilonefritis, gagal ginjal, Flatulen, sindrom, malabsorbsi, hematemesis, Diare atau konstipasi, penurunan haluaran urine
    Tanda    : Distensi abdomen
  • Makan dan cairan
    Gejalah    :Penurunan masukan diet, nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan, mual dan muntah, dyspepsia, anoreksia
    Tanda    :Lidah tampak merah daging/halus, membrane mukosa kering, pucat, Turgor kulit : buruk, kering tampak kisut, stomatitis dan glositis, Bibir : selitis
  • Higiene
    Gejalah    :Kurang bertenaga, penampilan tak rapih
  • Neurosensori
    Gejalah    :Sakit kepala, Insomnia, kelemahan, sensasi menjadi dingin
    Tanda    :Peka rangsang, gelisah, defresi, cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespon lambat dan dangkal. Oftalmik : Hemoragis retina.
  • Nyeri/Kenyamanan
    Gejalah    : Nyeri abdomen samara, sakit kepala
  • Pernafasan
    Gejalah    : Riwayat TB. Abses paru, nafas pendek pada istirahat dan aktivitas
    Tanda    : Takipnea, ortopnea, dan dispnea.
  • Keamanan
    Gejalah    : Riwayat terpajan terhadap bahan kimia, Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
    Tanda    : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadeuopati umum, peteki dan ekimosis.
  • Seksualitas
    Gejalah    : Perubahan aliran menstruasi, hilang libido, impotent.
    Tanda    : Serviks dan dinding vagina pucat.
  • Penyuluhan dan pembelajaran
    Gejala : Kecenderungan keluarga untuk anemia

 
 
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada penderita anemia adalah
  1. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel
  2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
  3. Gangguan pertukaran gas b/d Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
  4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan membran mukosa oral
  5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d adanya peradangan perubahan sirkulasi
  6. Nyeri b/d adanya kulit yang pecah, licin dan meradang
  7. Diare b/d perubahan proses pencernaan
  8. Ansietas b/d perubahan situasi kesehatan
  9. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi.
 INTERVENSI DAN RASIONAL
  1. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke jaringan tubuh
  • Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa, dasar kuku.
Rasional→ Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan ferfusi jaringan dan membantu kebutuhan intervensi
  • Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi
Rasional→Vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer
  • Berikan O2 tambahan sesuai indikasi
Rasional→Memaksimalkan transport O2 kejaringan
  1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
  • Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/aktivitas normal, catat laporan keleahan keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas
Rasional→Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
  • Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan kelemahan otot
Rasional→Menunjukkan perubahan neurology karena defesiensi vit B12, mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera
  • Awasi TD, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas
Rasional→Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah O2 adekuat
  • Anjurkan vasien untuk menghentikan aktivitas palpitasi, nyeri dada, kelemahan dan pusing terjadi
Asional→Regangan/stress kardiopulmonal lebih bannyak dapat menimbulkan dekompensasi.
  1. Gangguan pertukaran gas b/d Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
  • Kaji frekuensi kedalaman dan dan kemudahan pernafasan
    Rasional→Manifestasi distress pernafasan tergantung pada derajat
    keterlibatan paru dan status kesehatan umum
  • Observasi warna kulit membran mukosa dan kuku, catat sianosis perifer
    Rasional→Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh
    terhadap demam/ menggigil namun sianosis daun telinga, membran mukosa dan sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik
  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan membran mukosa oral
    Mandiri :
  • Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
    Rasional→Mengidentifikasi defisiensi menduga kemungkinan intervensi
  • Observasi dan catat masukan makanan pasien
    Rasional→Mengawasi masukan kalori atau kualitas konsumsi makanan
  • Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
    Rasional→Meningkatkan nafsu makan
Kolaborasi :
  • Konsul pada ahli gizi
    Rasional→Membantu dalam membuat rencana diet untuk kebutuhan
    individual
  • Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suolemen mineral
    Rasional→Kebutuhan pergantian tergantung pada tipe anemia
  1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d adanya peradangan perubahan sirkulasi
  • Kaji integritas kulit, perubahan turgor kulit, gangguan warna, hangat lokal, eritema, eskoriasi.
    Rasional→Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi
  • Bantu untuk latihan rentang gerak pasif dan aktif
    Rasional→Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah statis
  1. Nyeri b/d adanya kulit yang pecah, licin dan meradang
  • Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas
    Rasional→untuk mengetahui intervensi yang akan diberikan, bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri
  • Berikan rendam duduk atau lampu penghangat bila diindikasikan
    Rasional→untuk meningkatkan perfusi jaringan dan perbaikan, perbaikan penyembuhan
  1. Diare b/d perubahan proses pencernaan
  • Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah
    Rasional→membantu mengidentifikasi penyebab/faktor pemberat dan intervensi yang tepat
  • Auskultasi bunyi usus
    Rasional→bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi
  • Awasi masukan dan haluaran dengan perhatian khusus pada makanan/cairan
    Rasional→mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defesiensi diet.
  1. Ansietas b/d perubahan situasi kesehatan
  • Kaji tingkat rasa takut pada klien dan orang terdekat perhatikan tanda pengingkaran
    Rasional→Membantu menetukan jenis intervensi yang diperlukan
  • Akui kenormalan perasaan pada situasi saat ini
    Rasional→mengetahui perasaan normal dapat menghilangkan takut bahwa klien kehilangan kontrol
  • Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan keperawatan sesuai indikasi
    Rasional→Keterlibatan meningkatkan perasaan berbagi, menguatkan perasaan berguna dan memperkecil rasa takut.
  1. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi.
  • Tinjau tujuan untuk persiapan pemeriksaan diagnostik
    Rasional→Ansietas tentang ketidaktahuan meningkatkan stress yang selanjutnya meningkatkan beban jantung
  • Jelaskan bahwa dara diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia
    Rasional→Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien.
EVALUASI
  1. Tanda vital stabil, membran mukosa warna mera mudah, pengisian kapiler baik. haluaran urine adekuat.
  2. Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas
  3. Mempertahankan integritas kulit
  4. Mendemonstrasikan ventilasi dan ogsigenasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh GDA/Oksimetri dalam rentang normal
DAFTAR PUSTAKA
  • Burner dan Suddart. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Edisi 8 . EGC Jakarta. 1996
  • Hardjono, H. dkk. 2003, Interpensi Hasil Test Laboratorium Diagnostik. Penerbit Unhas (Lephas) Anggota IKAPI. Makassar
  • Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice G. Geissler. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. EGC. Jakarta . 1993
    • Ziliwu, 2003, Kumpulan Asuhan Keperawatan, Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar